PERKEMBANGAN
IHSG SELAMA SEPEKAN
( 27-31 JANUARI
2020 )
Oleh : KSPMS
FEBI IAIN PEKALONGAN
UKM KSPMS FEBI IAIN Pekalongan menyelenggarakan MCD (Midnight Cuan
Discussion) jadi kegiatannya dalam bentuk diskusi online di grup WhatsApp. Karena
kami sebagai kelompok study memiliki tujuan untuk belajar serta menganalisa
pergerakan harga saham pada Bursa Efek Indonesia atau lebih dikenal dengan IHSG
(Index Harga Saham Gabungan) selama sepekan ini. Dan untuk diskusi kali ini
mengenai masalah atau isu ekonomi terkini baik di Indonesia maupun secara Internasional
yang sangat mempengaruhi pergerakan harga saham waktu ini. Diskusi kali ini
dilaksanakan pada hari Jumat, 31 Januari 2020 pukul 20.00 sampai 21.30. Diskusi
kali ini diikuti pengurus KSPMS periode 2020 yang sangat antusias dalam
mengikuti alur diskusi dan banyak informasi yang di dapatkan karena banyak
pertanyaan yang luar biasa.
Berikut hasil dari diskusi tentang naik turunya IHSG selama satu
minggu (27-31 Januari 2020), serta dampak dan penyebab naik turunnya IHSG.
Ø
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) merupakan indeks harga
saham-saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia. IHSG merupakan barometer
yang menunjukkan naik turunnya harga saham secara gabungan di BEI. Dengan
melihat pergerakan suatu Indeks saham, maka Investor dapat mengetahui performa
harga secara umum baik saham yang dimilikinya dan juga mengetahui kondisi pasar
apabila terjadi perubahan kebijakan dari dalam negeri maupun luar negeri.
Patokan IHSG itu harga pasar saham dibagi jumlah saham, jika hasil tidak minus
berarti bagus. Sedangkan jika harga saham dibagi jumlah saham hasilnya minus
artinya ada yang kurag beres.
Ø
Nilai IHSG selama sepekan ini (27-31 Januari 2020) dibuka dengan angka
6.076,4. Dan sempat menunjukkan angka tertinggi pada 6.078,93 dan angka terendah
5.937,02. Angka tersebut menjadi tolak ukur naik turunnya IHSG. Dan untuk
sepekan ini IHSG cenderung lebih mengalami penurunan dibandingkan peningkatan.
Karena banyak investor yang melakukan aksi jual.
Penyebab IHSG mengalami penurunan selama sepekan ini, sebagai
berikut :
1. Virus Corona. Dengan adanya kasus
kali ini menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh dunia khususnya di dalam
dunia kesehatan. Karena kebanyakan pemodal kita berasal dari Asing, semisal
China, saat terjadi Virus Corona. Otomatis banyak investor China akan menarik
dananya dari Indonesia. Karena mereka pasti lebih membutuhkan banyak uang cash
daripada saham. Sebab hal itu dilakukan untuk antisipasi penyakit tersebut.
Sehingga jika dilihat banyak yang keluar dari pasar modal Indonesia. Hal itu
memicu terjadinya aksi "Jual" yang lebih mengakibatkan harga menurun
drastis. Terutama berdampak pada saham di bidang ritel dan pariwisata.
2. British Exit (Brexit), Brexit itu
sebuah kejadian yang ada di Uni Eropa yang mana adanya keinginan keluarnya
Britania Raya dari Uni Eropa. Pasti hal tersebut akan berdampak domino terhadap
global terlebih lagi di Uni Eropa dan Inggris sendiri. Tetapi investor Inggris memiliki
sikap yang bagus jadi kemungkinan tidak begitu berdampak pada Indonesia. Akan
tetapi, kebiasaan pasti yaitu IHSG akan melemah sebagai reaksi. Akan tetapi hal
ini mungkin sifatnya sementera.
Informasi terkait dengan IHSG, sebagai berikut :
Ø Saham LQ45
artinya Indeks LQ45 memiliki tujuan sebagai pelengkap IHSG, khususnya untuk
menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya bagi analisis keuangan, manajer
investasi, investor dan juga pemerhati pasar modal dalam memonitor pergerakan
harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.
Ø Terkait dengan saham
LQ45 ditandai dengan fundamental perusahaannya bagus serta memiliki likuiditas
yang bagus di pasar bursa. Oleh karena itu jika saham yang ada di dalam LQ45
bermasalah maka dampaknya langsung ke IHSG, mayoritas saham yang ada dalam
indeks LQ45 mempunyai kapitalisasi yang tinggi sehingga termasuk ke dalam
kategori blue chip. Pasalnya, ada pula saham dalam indeks LQ45 yang bukan
termasuk ke dalam kategori blue chip. Begitu pun sebaliknya, sehingga tidak
semua saham di luar indeks LQ45.
Ø Contoh dari
saham LQ45 yaitu BBCA BBRI, GGRM, dll. Akan tetapi ketiga saham tersebut bukan
syariah sehingga tidak bisa di beli karena dari KSPMS FEBI IAIN Pekalongan
menggunakan sistem syariah. LQ45 Syariah antara lain yaitu Indofood, Kalbe Farma,
Wijaya Kusuma, dll.
Ø Blue chip
merupakan perusahaan besar kemudian telah berdiri lama dan secara keuangan
telah mature. Dan umumnya perusahaan tersebut telah beroperasi lama serta
memiliki kapitalisasi atau nilai pasar yang sangat besar dan umumnya merupakan
3 perusahaan market leader terbesar di industrinya. Sehingga pada umumnya lebih
dikenal baik oleh masyarakat. Jika ada investor menganggap sahamnya bagus dan
stabil maka sahamnya itu bagus jika sudah dianalisis baik fundamental maupun
teknikal. Akan tetapi belum tentu anggapannya sama dengan orang lain. Jadi,
bahwa saham yang dimiliki investor A yang menyatakan blue chip itu bagus belum
tentu investor B maupun C mengatakan hal yang sama. Dan biasanya harga saham yang
sudah blue chip memiliki nominal Rp.
1.000 ke atas / lembar.
Ø Saham gorengan
adalah saham dengan kualitas jelek yang telah direkayasa oleh sejumlah pihak
yang lazim disebut bandar saham untuk mengeruk keuntungan dalam jangka pendek.
Karena harga yang murah di bawah Rp. 1.000/lembar maka bandar saham yang
melakukan metode penggorengan biasanya memiliki saham dalam jumlah banyak.
Saham gorengan itu lebih baik jangan lama-lama dipegang dan harus terus di
pantau, semisal beri batasan baik penurunan maupun maksimal. Untuk batasan maksimal
per saham 10%, jika sudah hampir menyentuh 10% lebih baik melakukan penjualan
saham secepatnya.
Ø Mindset
investor Indonesia itu sering kagetan. Dan hal tersebut harus dihilangkan agar
dapat mengendalikan emisonal ketika melakukan transaksi saham. Kita jangan lupa
melakukan pemantauan melalui fundamental maupun teknikal karena hal tersebut
sangat penting dan membantu kita sebagai trader maupun investor.
Jangan patah semangat...!!! Terus pantau IHSG karena dengan protofolio
merah berarti sangat cocok untuk aksi beli saham sebanyak mungkin dan ketika
warna hijau berarti saatnya kita lepas saham yaitu aksi jual. Perhatikan
Capital gains (Untung) dan Capital Losses (Rugi) di dalam portofolio sebagai
laporan keuangan investor. Untuk mengenal istilah Bear (Beruang) dikenal dengan
istilah Bearish, menandakan bahwa harga saham dalam kondisi turun atau dikenal
dengan istilah Downtrend. Sedangkan istilah Bull (Banteng), dikenal dengan
istilah Bullish, hal tersebut menandakan bahwa harga saham dalam kondisi naik
atau dikenal dengan istilah Uptrend. Dalam kondisi seperti ini harus tahu kapan
waktu yang tepat menjual saham. Jangan sampai kita ketinggalan untuk
mendapatkan harga tertinggi. karena harga akan naik turun secara terus menerus
(fluktuatif). Semangat jadi pantawers :v
Jadilah generasi MiCin dan jangan malu untuk menimba ilmu dari
sekarang😊
Komentar
Posting Komentar