“Cuan Jumbo ! IHSG Bangkit, Pakai Tak Tik Apa Sih ?”
( 28 Maret 2020 )
Oleh : UKMF KSPMS FEBI IAIN PEKALONGAN
McD (Midnight Cuan Discussion) kali ini di pimpin oleh Manajemen Public Relation KSPMS FEBI IAIN Pekalongan lho... Tema yang diambil pun kita uptude dari berita terkini manteman. Tidak bosen, kan ? terkait Covid-19 yang semakin menyebar. maka diskusi kali ini menjadi lanjutan dari diskusi sebelumnya ya manteman... Alhamdulillah nih, meskipun di rumah tetap produktif kan dengan McD hhhh.... dan diskusi ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Maret 2020 pukul 20.00 sampai 22.15 WIB. Di lihat judulnya aja udah bikin kepooo bangett yak,, makin penasaran kan, kalian akan diskusi kita kali ini ?? Simak aja yuk...
Berkaitan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di hari Jumat, (27/3) ditutup menguat 4,76% di level 4.545,57, dilanjutkan penguatan sehari sebelumnya. Alhasil, jika dihitung dalam sepekan terakhir, IHSG sudah menguat 10,72%. Dari lompatan IHSG dalam dua hari terakhir di pekan ini sebenarnya rebound sesaat dan belum memasuki fase bullish. Sedangkan kata “Bullish” adalah suatu kondisi dimana pasar saham sedang mengalami tren naik atau menguat. Rebound bisa diartikan memantul atau bisa kembali ke posisi semula. IHSG masih akan menguji level 4.250-4.500. Penguatan IHSG kali ini masih dominan ditopang oleh sentimen dari luar negeri. Semisal, penguatan IHSG yang cukup signifikan pada hari Kamis (26/3), didorong oleh program Unlimited Quantitative Easing (QE) The Fed.
Mengenai kebijakan Unlimited Quantitative Easing (QE) adalah mengeluarkan kebijakan Unlimited Quantitative Easing atau pelonggaran kuantitatif tanpa batas. Kebijakan ini berupa pembelian obligasi treasury dan surat berharga berbasis mortgage yang dikeluarkan badan pemerintah. Hutang obligasi treasury sendiri adalah hutang obligasi yang telah diakuisisi kembali oleh perusahaan yang menerbitkannya atau agen atau trustee atau perwaliannya yang belum dibatalkan dan akun dari obligasi. Di Indonesia sendiri telah dilakukan berbagai stimulus moneter oleh Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral mulai dari memangkas suku bunga acuan (BI 7-DRRR) sebesar 50 basis poin (bps) ke level 4,5%, menurunkan rasio GWM (Giro Wajib Minimum) yaitu dana atau simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di Bank Indonesia untuk rupiah dan valas.
Mengenai alasan yang lain penyebab terjadinya naiknya IHSG ialah jika investor asing masuk dan melakukan banyak net buy, maka itu mendorong domestik untuk buy too sehingga berdampak pada naiknya saham dan IHSG nya. Tentu akan mendorong saham dengan kapitalisasi pasar yang besar. Tetapi segmennya yang kuat itu seperti Bidang Kesehatan, Transportasi , Perdagangan, dan Pertambangan yang terimbas Global sehingga ikut naik ketika ada kabar baik kebijakan masing-masing negara atau global. Dan untuk saham yang berpengaruh dalam penguatan IHSG ialah saham dari perbankan, makanan, dan obat-obatan.
Sehingga, banyaknya investor asing yang masuk pada Bursa Saham Indonesia dapat menimbulkan pertanyaan, “ Apakah investor asing baik untuk Bursa Saham Indonesia ?” Justru, investor Asing masuk ke BEI itu bagus, karena akan mendongkrak harga saham kita, jadi kita saling untung istilahnya simbiosis mutualisme. Dan bisa jadi pula, patokan kepercayaan bahwa investasi di negara bersangkutan itu bagus. Berarti banyakin investor Asing masuk ke Indonesia. Disamping itu kita juga perlu memperbanyak investor domestic pastinya okeyy...
Sekian pemaparan dari diskusi kali ini yah teman, semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar