UKM KSPMS FEBI IAIN Pekalongan telah menyelenggarakan MCD ( Midnight Cuan Discussion) pada hari minggu, 13 Juni 2021 pada pukul 09.00 WIB. Kegiatan diskusi ini ditujukan untuk seluruh pengurus KSPMS FEBI IAIN Pekalongan dan dilaksanakan secara online melalui media google meet. MCD sendiri merupakan salah satu progam kerja kolaborasi antara manajemen Edukasi dengan Manajemen Public Relation (PR). Kegiatan diskusi ini bertujuan agar kspms sebagai organisasi studi kelompok pasar modal benar benar menjadi wadah atau tempat berbagi ilmu khususnya terkait pasar modal. Dengan saling berbagi ilmu dan berdiskusi maka diharapkan dapat menambah wawasan serta memperdalam pemahaman pengurus tentang ilmu pasar modal. Dan jika para pengurus KSPMS FEBI IAIN Pekalongan telah memahami sepenuhnya terkait ilmu tentang Pasar modal, maka dapat menyebar luaskan ilmu tersebut dengan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Kegiatan diskusi MCD part ke 5 ini, mengangkat tema “Yuk Belajar Analisis Fundamental”. Analisis fundamental merupakan hal yang sangat penting bagi investor. Mengapa demikian??? Hal itu karena analisis fundamental merupakan hal yang menjadi dasar yang digunakan oleh investor sebagai alat pertimbangan dalam menentukan saham yang akan kita beli di kemudian hari. Analisis fundamental sendiri berperan penting dalam proses penilaian saham yang akan kita beli. Tentu saja dikarenakan analisis fundmanental mampu memberikan gambaran terkait kondisi perusahaan yang akan kita beli sahamnya terutama kondisi keuangan perusahaan. Maka dari itu penting sekali lohhh teman teman untuk mengetahui dan memperdalam pengetahuan kita tentang analisis fundamental, karena itu sangat bermanfaat loh bagi kita terutama para investor dan calon investor.
Nah Berikut ini nih hasil diskusi terkait “Analisis Fundamental”.
Ø Analisis Fundamental adalah teknik analisis yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kondisi dasar (fundamental) sebuah perusahaan, baik secara kuantitatif (keuangan) maupun kualitatif (non-keuangan)
Ø Mengapa perlu analisis fundamental
Digambarkan dengan sebuah perumpamaan berikut
Buy What You Know, and Know What You Buy”
“Belilah apa yang anda ketahui, dan ketahuilah apa yang anda beli.”
Maksudnya:
Dalam berinvestasi, jangan pernah sekalipun membeli produk investasi yang tidak kita kenali, dan tidak kita ketahui perkiraan nilainya.
Ø Cara memulai analisis fundamental yaitu dengan sebuah pendekatan. Ada 2 pendekatan yang digunakan yaitu
1. Pendekatan top down appoach, yaitu analisis yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu kondisi ekonomi makro, industri, dan kondisi perusahaan.
2. Pendekatan nilai intrinsik dan rasio keuangan, yaitu analisis terhadap nilai wajar suatu perusahaan yang akan dibandingkan dengan harga pasar saham. Dalam pendekatan ini, fokus investor terdapat pada neraca keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang diwakili oleh enam rasio keuangan dari saham perusahaan tersebut.
Ø Analisis perekonomian
Berdasarkan kedua pendekatan diatas, analisa perekonomian yang bisa dilakukan oleh seorang Investor untuk memustuskan akan berinvestasi atau tidak antara lain :
1. Tingkat pertumbuhan Ekonomi
Ialah nilai yang bisa diperoleh dengan memperhatikan jumlah seluruh barang dan jasa yang telah diproduksi oleh sebuah negara dalam satu periode, apabila jumlah produksi barang dan jasa mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya maka bisa dikatakan bahwa tingkat perekonomian naik, dan sebalik jika jumlah produksi barang dan jasa mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya maka bisa dikatakan bahwa tingkat ekonomi menurun.
2. Tingkat Inflasi yang sehat
Inflasi adalah peningkatan harga barang yang terjadi secara luas dan terus menerus dalam beberapa periode lamanya. Adapun kebalikannya adalah Deflasi atau penurunan nilai barang secara luas dan berlangsung secara terus menerus. Inflasi lebih baik jika dibandingkan dengan deflasi, ini karena naiknya harga barang menunjukkan meningkatnya daya beli masyarakat sehingga menaikkan jumlah permintaan dari barang tersebut begitu juga sebaliknya. Namun, Inflasi baru bisa dikatakan aman untuk sebuah negara apabila nilainya masih di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi dari sebuah negara.
3. Tingkat
suku Bunga
Tingkat suku bunga adalah sebuah kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank
sentral dengan tujuan untuk menjaga kestabilan nilai inflasi serta memberikan
stimulus untuk perekonomian dalam sebuah negara.
4. Fluktuasi nilai tukar
Adalah ketidaktetapan besaran nilai mata uang sebuah negara terhadap nilai mata uang negara lain.
Ø Analisis Industri
Analisis industri yang bisa digunakan oleh para investor antara lain :
Sistem klasifikasi industri
• Sistem klasifikasi industri yang telah dikenal dan digunakan secara luas adalah sistem Standard Industrial Classification (SIC) yang didasarkan pada data sensus dan pengklasifikasian perusahaan berdasarkan produk dasar yang dihasilkan. Standar yang dipakai untuk mengkelompokkan industri bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI) adalah Jakarta Stock Exchange Sectoral Industry Classfification (JASICA).
• Klasifikasi JASICA ini terdiri dari 9 divisi dan masing-masing divisi tersebut dibagi lagi menjadi kelompok industri utama dan diberi kode dua digit. Analisis industri merupakan tahap penting yang perlu dilakukan investor baik untuk meminimalkan risiko maupun untuk mengidentifikasi industri yang mempunyai prospek yang menguntungkan.
• Analisis industri perlu diikuti analisis perusahaan agar investor dapat menentukan saham perusahaan mana saja dalam suatu kelompok industri yang mempunyai kombinasi return risiko yang terbaik.
Ø Beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam melakukan analisis industri antara lain :
1. Industri yang berbeda mempunyai tingkat return yang berbeda pula.
2. Tingkat return masing-masing industri berbeda di setiap tahunnya
3. Tingkat return perusahaan-perusahaan di suatu industri yang sama, terlihat cukup beragam.
4. Tingkat risiko berbagai industri juga beragam.
5. Tingkat risiko suatu industri relatif stabil sepanjang waktu.
Jadi, Analisis industri merupakan tahan penting yang dilakukan untuk para investor, maka dari itu analisis industri dipercaya bisa membantu investor untuk mengidentifikasi peluang-peluang investasi dalam industri yang mempunyai karasteristik risiko dan return yang menguntungkan bagi investor.
Ø Analisis Perusahaan
Sebelum membeli saham sebuah perusahaan tentunya kita harus benar-benar mengetahui kualitas dari perusahaan tersebut. Adapun untuk mengetahui hal tersebut kita bisa mengetahuinya melalui beberapa hal antara lain :
1. Melihat bagaimana laporan keuangan dari perusahaan tersebut di website resmi IDX.
2. Mengecek kedisiplinan perusahaan tersebut dalam menyetor laporan keuangannya.
Ø Rasio keuangan dalam menganalisa fundamental
1. EPS
EPS (Earning Per Share) artinya laba bersih per lembar saham.
Bila EPS bernilai Rp 100, artinya setiap lembar saham menghasilkan sebesar Rp 100.
Rumus menghitung: EPS = Laba Bersih : Jumlah Lembar Saham
2. PER
PER (Price to Earning Ratio), yaitu rasio yang menggambarkan keuntungan sebuah perusahaan dibandingkan harga sahamnya.
PER adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang dipakai untuk membeli saham.
Bila saham mempunya harga Rp 100 dengan EPS sebesar Rp 20 per tahun, artinya saham tersebut memiliki PER sebesar : Rp 100 : Rp 20 = 5x
Rumus Menghitung: PER = Harga Saham : Laba per Lembar Saham (EPS)
3. PBV
PBV (Price to Book Value) adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menilai harga sebuah perusahaan dibandingkan kekayaan bersihnya.
Misalnya PBV sebesar 2x, artinya harga saham sudah tumbuh sebesar dua kali lipat dibandingkan kekayaan bersih suatu perusahaan.
Rumus Menghitung: PBV = Harga Saham : Nilai Buku per Lembar Saham
4. ROE
ROE (Return On Equity) adalah rasio perolehan laba bersih yang dibukukan perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih yang dimiliki oleh perusahaan.
Misalnya ROE sebesar 10% berarti setiap Rp 100 kekayaan bersih perusahaan yang ditanamkan oleh pemodal dapat memberikan kontribusi laba bersih sebesar Rp 10. ROE merupakan indicator seberapa efisien sebuah perusahaan dijalankan.
Rumus Menghitung: ROE = Laba Bersih : Kekayaan Bersih
5. DY
DY (Dividend Yield) adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya di pasar.
Misalnya jika sebuah perusahaan membagikan dividen per lembar saham sebesar Rp 100 dan harga saham saat ini sebesar Rp 1000, maka dividend yield-nya adalah sebesar 10%. DY = Dividend per Lembar Saham : Harga Saham
6. DER
DER (Debt to Equity Ratio) adalah rasio jumlah hutang dan kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal bersihnya.
Misalnya bila DER < 1 maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki hutang lebih sedikit dibandingkan modal bersihnya, sedangkan bila DER > 1 maka perusahaan memiliki resiko keuangan yang besar.
Rumus Menghitung: DER = Total Kewajiban (Hutang) : Kekayaan Bersih (Modal Sendiri)
Ø Resiko
Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka akan semakin besar resiko tersebut. Jenis jenis resiko investasi antara lain :
• risiko bunga
• risiko pasar
• risiko inflasi
• risiko bisnis
• risiko financial
• risiko likuiditas
Ø Jenis – Jenis Resiko
Risiko dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
• Risiko yang tidak disengaja risiko murni Adalah risiko yang apabila terjadi akan menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja, misalnya risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, dan pengacauan.
• Risiko yang disengaja risiko spekulatif Adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan, seperti risiko hutang piutang, perjudian, dan perdagangan berjangka hedging.
• Risiko fundamental Adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh, dan tabrakan mobil.
• Risiko dinamis Adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan dinamika masyarakat di bidang ekonomi, ilmu, dan teknologi, seperti risiko keusangan, risiko penerbangan luar angkasa.
• Risiko dapat dibedakan menjadi :
• Risiko yang dapat dialihkan pada pihak lain, dengan mempertanggungkan suatu objek yang akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan kepada pihak perusahaan asuransi.
• Risiko yang tidak dapat dialihkan pada pihak lain tidak dapat diasuransikan umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif. karena ulah karyawan sendiri atau mismanajemen.
Nah, jadi begitulah analisis fundamental teman-teman. Semoga bermanfaat bagi kalian ya meskipun sedikit. Tetap semangat.
Salam sahabat cuan!!!!!!!!!
Komentar
Posting Komentar