OBSESI (Obrolan Seputar Investasi) - Part 1

 

        Pada tanggal 28 Agustus 2021, UKM KSPMS FEBI IAIN Pekalongan mengadakan diskusi dengan judul Dampak Covid-19 di Dunia Pasar Modal (Apakah David-19 (Dampak Covid-19) Merusak Mindset Investor Millenial) melalui live Instagram bersama IDX Jateng 1 dengan durasi 60 menit. Pembicara pada Live Instagram Bersama IDX ke 1 ini yaitu Bapak Akhmad Nuranyanto selaku perwakilan dari KP BEI Jateng 1 Semarang yang dimoderatori oleh Muhammad Alfansyah (Staff Manajemen Edukasi) dan pengurus KSPMS maupun masyarakat umum sebagai peserta.

Awal pandemi banyak dari kita mengira pasar modal akan lesu. Lesu dalam artian jumlah investor menurun, transaksinya seperti itu saja. Kenyataannya malah sebaliknya, ketika pandemi ekonomi yang melemah tapi malah jumlah investor meningkat, transaksi nya meningkat. Hal ini terjadi karena adanya perubahan kebiasaan. Kebiasaan yang berubah karena pandemi membuat masyarakat umum mulai belajar tentang investasi, trend hobi baru yaitu berinvestasi. Walaupun ekonomi melemah tidak mempengaruhi daya tarik masyarakat pada investasi serta timbulnya tingkat kesadaran untuk mempersiapkan masa depan.

Psikologi investor, cara membentuk psikologi: perdalam ilmunya, semakin belajar praktekkan ilmunya tersebut, menghindari pomo, jangan ikut-ikutan pompom, perdalam analisanya agar mempunyai style dalam berinvestasi, yang terakhir kita harus konsisten.

1.   Kenapa mindset investor perlu di aplikasikan di waktu sekarang, pak?

Sebenarnya mindset dan psikologi itu harus diaplikasikan setiap saat karena kalau jika mindset tidak benar terkait investasi, hanya mencari keuntungan tanpa mempunyai psikologi yang baik maka akan timbul kebingungan. Mindset dan psikologi harus kita kuatkan.

 

2.   Ketika Covid-19 masuk Indonesia, pasar saham langsung anjlok dan mungkin bagi sebagian orang ada yg trauma akan capital loss yg besar dari aksi panic buying tersebut. Lah bagaimana cara meyakinkan orang-orang yg mental nya sudah begitu, bagaimana cara memulihkan nya?

Kalau kita tidak punya mindset dan psikologi yang kuat kita akan kebingungan saat menghadapi hal tersebut. Caranya kita harus mencari mentor terpercaya, yang dapat memberikan ilmu dan membangun mindset dan psikologi kita dalam berinvestasi. Mindset dan psikologi kita harus mau untuk belajar.

 

3.   Sebagai investor terutama generasi milenial pastilah mengutamakan profit yang aman disaat Pandemi begini. Lah pasar saham sendiri sangat fluktuatif sebelum pulih nya kesehatan masyarakat. Apakah saham masih instrumen yg cocok saat ini dibanding instrumen pasar modal yg lain?

Dipasar modal kita memiliki beberapa instrument yang risikonya tinggi dibanding instrument lainnya, maka kalua kita merasa masih terlalu berisiko bisa dimasukkan ke instrument lain seperti reksadana dan lain-lain. Mau menunggu market stabil juga silahkan tetapi kita harus tahu konsekuensinya yaitu kita akan kehilangan potensi-potensi peningkatan saham yang cukup signifikan ketika masa recovery.

 

4.   Bagaimana tips menjaga mindset investor milenial disaat harga saham tidak menentu seperti saat ini supaya tetap semangat dan istiqomah dalam berinvestasi?

Pertama, harus bisa analisa. Kedua, jangan mudah terpengaruh orang lain. Perdalam ilmu analisa teknikal maupun fundamental.

 

5.     Saat" Pandemi seperti ini kadang kita sering mendengar terkait pandemi yang berdampak hampir di seluruh sektor kehidupan. Seperti roda perekonomian, kesehatan, dan bahkan pasar modal... yang ingin saya tanyakan apakah benar pasar modal benar2 terdampak oleh pandemi atau justru pasar modal tetap survive di tengah keadaan pandemi?

Pasar modal terutama saham itu adalah indikator yang bergerak lebih dahulu sebelum indikator aslinya karena ini merupakan hasil ekspektasi pelaku pasar terkait apa yang akan terjadi secara real dikemudian hari. Pandemi pasti berdampak pada pasar modal, hal yang bisa mempengaruhi atau bisa merubah arah dari perekonomian itu pasti berdampak pada pasar modal karena pasar modal cerminan dari perekonomian suatu bangsa. Disatu siis ini merupakan berkah yaitu jumlah perusahaan tercatat meningkat secara signifikan, jumlah nilai transaksi meningkat, jumlah investor meningkat itu merupakan dampak positifnya dari pandemi.

 

6.     Mengapa saham blue chip akhir" ini (khususnya bulan ini) mengalami penurunan ? Malah saham second dan third line yang menanjak? Padahal sudah dudorong dengan adanya aspek pemulihan ekonomi dan penurunan kasus covid19. 

     Sebenarnya saham blue chip sudah naik pada awal tahun 2020. Pada tahun 2021 harga saham ada naik ada turun. Nah mungkin ini di fase penurunannya, fase penurunan tidak sedalam fase kenaikannya, biasanya saham-saham bluechip ini akan naik tinggi ketika ekonominya suda dipastikan pulih. Selajutnya kita lihat kecenderungannya transaksi harian kita didominasi transaksi domestic (investor yang mencari hubungan jangka pendek/ trading istilahnya). Maka dapat dilihat kalau saham second dan third line yang menanjak