UKM KSPMS FEBI IAIN Pekalongan telah menyelenggarakan MCD ( Midnight Cuan Discussion) pada hari Sabtu, 9 Oktober 2021 pada pukul 13.00 WIB. Kegiatan diskusi ini ditujukan untuk seluruh pengurus KSPMS FEBI IAIN Pekalongan dan dilaksanakan secara offline di lt 4 ruang GIS di gedung FEBI IAIN Pekalongan. MCD sendiri merupakan salah satu progam kerja kolaborasi antara manajemen Edukasi dengan Manajemen Public Relation (PR). Kegiatan diskusi ini bertujuan agar kspms sebagai organisasi studi kelompok pasar modal benar benar menjadi wadah atau tempat berbagi ilmu khususnya terkait pasar modal. Dengan saling berbagi ilmu dan berdiskusi maka diharapkan dapat menambah wawasan serta memperdalam pemahaman pengurus tentang ilmu pasar modal. Dan jika para pengurus KSPMS FEBI IAIN Pekalongan telah memahami sepenuhnya terkait ilmu tentang Pasar modal, maka dapat menyebar luaskan ilmu tersebut dengan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Kegiatan diskusi MCD part ke 10 ini dilaksanakan digabung dengan paert 9 untuk bulan Oktober. hal Tersebut dikarenakan pada bulan November merupakan bulan akhir m dilaksananakannya pengarsipan sebelum menjelang Sidang Paripurna. Maka dari itu pelaksanaan MCD ke 10 ini diajukan pada bulan Oktober. MCD kali ini mengangkat tema terkait “ TAHUN-TAHUN PANDEMI DI PASAR MODAL, MOMENT APA SAJA YANG KITA LEWATKAN ??? ”.
Berikut hasil pembahasan diskusi MCD Part ke 10 ini :
Ø Sejak wabah virus corona merebak di Indonesia pada awal Maret 2020, seluruh sektor hancur lebur diterjang pandemi.Tidak terkecuali pasar modal Indonesia yang jatuh di titik terendahnya pada 24 Maret 2020, menyentuh level 3.937,63.
Ø Dampak awal dari kemunculan pandemi berimbas pada penurunan harga saham, terutama saham siklikal (cyclical stock) atau emiten yang rentan terhadap siklus bisnis dan terikat erat dengan kondisi ekonomi.
Ø Tidak sedikit perusahaan yang kesulitan untuk bertahan, lantaran mengalami penurunan kinerja.Perusahaan yang masih memiliki modal, tetap bertahan dengan penerapan disiplin protokol kesehatan dan aktivitas pekerjaan dilakukan di rumah.
Ø Berikut jatuh bangun perjalanan pasar modal Indonesia sepanjang tahun 2020:
1. Kebijakan BEI menahan penurunan indeks lebih dalam
Dalam kondisi sulit ini penurunan indeks gila-gilaan terjadi.
Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self Regulatory Organization (SRO) menerapkan beragam antisipasi untuk meminimalisir penurunan emiten lebih dalam.Beberapa hal yang menjadi kebijakan saat pandemi Covid-19 antara lain auto rejection asimetris, trading halt, pelarangan short selling, buyback saham tanpa RUPS dalam kondisi pasar berfluktuasi signifikan, perubahan batasan auto rejection menjadi asymmetric, perubahan batasan trading halt, dan penyesuaian sesi perdagangan di pre-opening.Trading halt merupakan kebijakan untuk menahan harga saham agar tidak turun lebih dalam karena terjadi panic selling atau kondisi yang menekan aksi jual oleh investor.Trading halt dilakukan ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 5 persen.
Sementara auto rejection asimetris adalah kebijakan yang menahan penurunan harga saham hingga 7 persen. Tidak hanya itu, kebijakan relaksasi juga diberlakukan untuk tetap mendukung industri pasar modal bertahan di tengah masa sulit. Adapun relaksasi yang diberlakukan adalah pemenuhan prinsip keterbukaan, relaksasi dalam meyampaikan kewajiban pelaporan, serta stimulus bagi industri pengelolaan investasi.
2.
Kebijakan
saat new normal
Perlahan tapi pasti, kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) nyatanya
mendorong pelemahan ekonomi lebih dalam lagi. Maka dari itu, pemerintah mulai
memberlakukan protokol dan aturan dengan yang disebut sebagai new normal pada 1
Juni 2020. Dengan
kondisi tersebut, ekonomi mulai berputar, namun dengan tetap mengedepankan
standar protokol kesehatanDalam rangka menghadapi kenormalan baru, BEI
memberikan beberapa kemudahan atau alternatif bagi investor dalam hal
pemanfaatan teknologi menunjang kegiatan-kegiatan terkait dengan pasar modal.
3. Hari jadi Pasar Modal
Pada tanggal 10 Agustus 2020 bertepatan dengan hari jadi Pasar Modal Indonesia yang ke-43, BEI, OJK dan SRO mengadakan serangkaian kegiatan secara virtual untuk lebih meningkatkan partisipasi investor di pasar modal. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain, peluncuran e-IPO, e-Proxy, indeks IDX Quality30, roadmap Pasar Modal Syariah, seminar daring (webinar), dan beragam acara perlombaan yang berkaitan dengan pasar modal. Pada periode ini, IHSG mulai menunjukkan tanda – tanda pemulihan dengan melewati angka psikologisnya di level 5.000, dan perlahan mulai merangkak naik.
4.
Investor retail bertambah
Penambahan investor atau SID baru Pasar Modal Indonesia (Saham, Obligasi, Reksa
Dana, dan investor instrumen investasi pasar modal lainnya) di 2020 naik
tertinggi sepanjang sejarah pasar modal dengan pertumbuhan 48,82 persen atau
1,21juta SID menjadi 3,69 juta SID per 10 Desember 2020. Saat ini, jumlah
investor saham per 10 Desember 2020 sebanyak 1,59 juta SID atau setara dengan
44,19 persen dari jumlah investor saham di Pasar Modal Indonesia.
5.
IHSG
Ke level 6.000
Menjelang tutup tahun, dengan kehadiran vaksin Covid-19 dan rencana pemerintah
memberikan vaksinasi gratis meningkatkan optimisme investor.Laju IHSG yang
sempat tertekan dari posisi 6.299,54 poin pada akhir 2019, lalu terjun ke level
3.937,63 poin pada 24 Maret 2020, kini perlahan IHSG kembali bangkit dan terus
menguat hingga penutupan perdagangan Rabu (11/12) berada di level
6.008,7.Hingga saat ini, total emisi Obligasi dan Sukuk yang telah tercatat
sepanjang tahun 2020 berjumlah 469 Emisi dengan nilai nominal outstanding
sebesar Rp 431,57 triliun dan 47,5 juta dollar AS, diterbitkan oleh 128
Emiten.Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 138 seri dengan
nilai nominal Rp 3.861,26 triliun dan 400 juta dollar AS.
Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp 7,13 triliun.
Ø Sepanjang tahun 2021 hingga 31 Agustus 2021, jumlah single investor identification (SID) mencapai 2,69 juta SID.
Pencapaian tersebut mengukir rekor tertinggi sepanjang sejarah dan menjadi persembahan bagi 44 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia. Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan, pencapaian rekor tersebut merupakan hasil sinergi serta kolaborasi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan di Pasar Modal Indonesia.
Pencapaian ini diraih beriringan pula dengan terciptanya rekor baru untuk pertumbuhan SID Pasar Modal.Jumlah investor baru Pasar Modal sampai dengan 31 Agustus 2021 mencapai 2,21 juta, meningkat hampir 2 kali lipat dari pencapaian tahun lalu, sehingga total investor pasar modal saat ini adalah 6,1 juta investor.Menurut Inarno, fokus Self Regulatory Organization (SRO), yang terdiri dari BEI, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengakselerasi transformasi digital pada tahun 2019 dan 2020, telah berdampak positif bagi terciptanya tonggak baru pencapaian Pasar Modal Indonesia.
Ø Beberapa rekor yang tercapai sepanjang tahun lalu di antaranya peningkatan jumlah SID saham maupun SID pasar modal, peningkatan jumlah investor yang aktif bertransaksi, peningkatan aktivitas investor domestik ritel dari sisi frekuensi dan nilai transaksi, bahkan kepemilikan saham tahun ini yang semakin didominasi oleh investor domestik.
Komentar
Posting Komentar